Senin, 10 Januari 2011

MITOS SEPUTAR IMLEK


HINDARI PANTANGAN PEMBAWA SIAL
             Imlek awalnya dirayakan sebagian masyarakat Tionghoa. Namun berkembangnya komunitas mereka di berbagai benua, membuat tradisi ini dirayakan secara universal di berbagai belahan dunia. Bahkan kemeriahannya sudah terasa, jauh-jauh hari sebelum perayaan datang. Seperti hiasan yang dominan dengan warna merah dan lampion di berbagai pusat pertokoan. Jelang tahun baru Imlek 2011 yang masuk Tahun Kelinci, kenali  dulu mitos seputar tahun baru ini. Konon, beberapa pantangan dan anjuran, bisa mendatangkan hoki atau sebaliknya lho…
              Perayaan tahun baru Imlek pernah dilarang di Indonesia, sekitar tahun 1965-1998 dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 oleh Presiden Soeharto. Namun tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahit mencabut Inpres itu. Beliau mengeluarkan Keppres Nomor 19/2001 tanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Segala macam perayaan seputar Imlek pun diijinkan dilakukan di tanah air.
            Bagi sebagian besar masyarakat dunia, tahun baru Imlek yang merupakan perayaan orang Tionghoa, terbilang populer. Karena berbagai pernik-pernik hiasan dan tata caranya sudah dikenal umum. Sebenarnya Imlek ditentukan dengan menggunakan kalender lunisolar Tionghoa. Titik balik matahari musim dingin harus terjadi di bulan 11. Artinya, tahun baru Cina bisa jatuh bulan kedua setelah titik balik matahari musik dingin. Kadang ketika tahun kabisat jatuhnya bulan ketiga. Biasanya Imlek dimulai akhir Januari hingga pertengahan Februari.  
            Warna merah menyala dan emas, pasti mendominasi di setiap perayaan. Kabarnya dahulu kala ada raksasa pemakan manusia yang muncul di akhir musim dingin. Dia ingin memakan hasil panen, ternak, bahkan semua penduduk di sebuah desa. Untuk melindungi dirinya, penduk menaruh makanan di depan pintu. Awalnya mereka beranggapan, bila raksasa sudah makan kenyang dari sajian itu, mereka tidak mengganggu lagi. Ternyata hal itu tidak efektif. Raksasa ini masih saja selalu merasa lapar.   
            Suatu hari, raksasa itu bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan baju merah. Entah mengapa, raksasa ini lari tunggang langgang. Penduduk pun meyakini, pemakan manusia itu takut dengan warna merah. Nggak heran, setiap menyambut tahun baru, masyarakat yang merayakannya mengenakan baju merah. Mereka juga suka menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Agar raksasa tidak mendekat, mereka juga menyalakan petasan. Biasanya mereka juga mengucapkan selamat tahun baru atau Gongxi Facai yang artinya selamat dan semoga banyak rejeki.   
            Ciri khas lain dalam Imlek, pemberian angpau atau hong bao. Mirip seperti pemberian uang ketupat atau salam tempel saat Lebaran. Bingkisan uang dalam amplop merah, simbol kegembiraan. Sebenarnya angpau diberikan tidak hanya saat Imlek saja, tapi juga hari istimewa, seperti pernikahan, ulang tahun atau kelahiran bayi. Jumlah uangnya bervariasi, kelipatan 8. Karena pelafalan angka 8 yang berarti kekayaan dianggap bisa mendatangkan keberuntungan. Sebaliknya, jangan memberikan sejumlah uang yang kelipatan 4, karena identik dengan ketidakberuntungan. Mereka yang sudah menikah, wajib memberikan angpao. Kini, bukan hanya mereka yang sudah menikah saja, tetapi mereka yang merasa mampu dan memiliki rejeki lebih, bisa berbagi. 

PANTANGAN DAN KEPERCAYAAN
            Percaya atau tidak, setiap menjelang tahun baru Imlek, masyarakat yang merayakannya memiliki beberapa “aturan main” yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan, atau sebaliknya. Nasib apes, sepanjang tahun.
Beberapa kebiasaan yang disarankan dilakukan menyambut datangnya Imlek, seperti:
·         Mie selalu ada setiap menyambut tahun baru, karena simbol dari panjang umur atau keselamatan.
·         Kue lapis menjadi lambang rejeki kita yang akan berlapis-lapis. Selain itu, mereka juga selalu menyediakan kue manis sebanyak 12 macam, mewakili 12 shio.
·         Agar-agar yang dicetak berbentuk bintang menjadi simbol pikiran dan kehidupan cerah.
·         Kue keranjang yang disusun ke atas, puncaknya diberi kue mangkok berwarna merah, melambangkan karier yang kian menanjak dan berkembang, seperti kue mangkok.
·         Ayam rebus yang disajikan ketika makan malam bersama seluruh anggota keluarga, simbol kemakmuran.
·         Sajian ikan bertelur yang dikukus bila disajikan dengan hiasan indah dipercaya bisa membawa keberuntungan.
·         Setiap malam menjelang tahun baru, pintu rumah dibuka lebar-lebar. Tujuannya, rejeki banyak yang masuk.
·         Malam sebelum tahun baru, seluruh anggota keluarga harus kumpul dan makan bersama. Bila ada yang berhalangan, tetap disediakan mangkok dan sepasang sumpit yang mewakili ketidakhadiran anggota keluarga mereka.
·         Sebaiknya mengenakan pakaian tidur baru di malam tahun baru, agar hal-hal buruk di tahun sebelumnya, ditanggalkan.
·         Bermain petasan dan barongsai bisa berarti mengusir segala yang jahat dan menyambut kebaikan.
·         Membagi-bagikan gula-gula atau manisan kepada orang-orang di sekitar kita. Artinya, kita mendapatkan banyak hal manis di sepanjang tahun.

Selain kebiasaan positif, ada juga beberapa pantangan atau larangan yang diyakini bisa mengundang malapetaka atau nasib jelek. Antara lain:
·         Menyapu atau membuang sampah di hari raya itu dipercaya mengusir rejeki keluar rumah.
·         Tidak boleh bertengkar atau berkata kasar, agar sepanjang tahun selamat.
·         Bubur merupakan makanan yang tidak boleh disajikan, karena bisa mendatangkan kemiskinan.
·         Pantang berbicara kematian dan hantu, karena dianggap membawa sial. 
·         Hindari membeli buku saat hari istimewa ini, karena dalam kepercayaan mereka membeli buku berarti hidupnya banyak merugi.
·         Sepatu baru justru mendatangkan kesulitan. Sebaiknya gunakan saja, sepatu lama.
·         Hindari memiliki hutang di malam tahun baru. Artinya sepanjang tahun, kita akan memiliki hutang. Sebaiknya buru-buru bayar semua hutang kita. Sebaliknya bila kita memiliki piutang atau orang lain berhutang kepada kita, …sepanjang tahun pun kita banyak piutangnya.
·         Gunting dan pisau sebaiknya disimpan. Konon bisa memotong keberuntungan kita.
·         Kenakan pakaian berwarna-warni. Merah, terutama. Kabarnya bisa membawa keberuntungan. Hindari baju warna gelap, terutama hitam.  (Foto: koleksi Debbie Wibowo)

Tidak ada komentar: