HINDARI PANTANGAN PEMBAWA SIAL
Imlek awalnya dirayakan sebagian masyarakat
Tionghoa. Namun berkembangnya komunitas mereka di berbagai benua, membuat
tradisi ini dirayakan secara universal di berbagai belahan dunia. Bahkan
kemeriahannya sudah terasa, jauh-jauh hari sebelum perayaan datang. Seperti
hiasan yang dominan dengan warna merah dan lampion di berbagai pusat pertokoan.
Jelang tahun baru Imlek 2011 yang masuk Tahun Kelinci, kenali dulu mitos seputar tahun baru ini. Konon,
beberapa pantangan dan anjuran, bisa mendatangkan hoki atau sebaliknya lho…
Perayaan
tahun baru Imlek pernah dilarang di Indonesia, sekitar tahun 1965-1998 dengan
Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 oleh Presiden Soeharto. Namun tahun
2000, Presiden Abdurrahman Wahit mencabut Inpres itu. Beliau mengeluarkan Keppres
Nomor 19/2001 tanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur
nasional. Segala macam perayaan seputar Imlek pun diijinkan dilakukan di tanah
air.
Bagi
sebagian besar masyarakat dunia, tahun baru Imlek yang merupakan perayaan orang
Tionghoa, terbilang populer. Karena berbagai pernik-pernik hiasan dan tata
caranya sudah dikenal umum. Sebenarnya Imlek ditentukan dengan menggunakan
kalender lunisolar Tionghoa. Titik balik matahari musim dingin harus terjadi di
bulan 11. Artinya, tahun baru Cina bisa jatuh bulan kedua setelah titik balik
matahari musik dingin. Kadang ketika tahun kabisat jatuhnya bulan ketiga.
Biasanya Imlek dimulai akhir Januari hingga pertengahan Februari.
Warna
merah menyala dan emas, pasti mendominasi di setiap perayaan. Kabarnya dahulu
kala ada raksasa pemakan manusia yang muncul di akhir musim dingin. Dia ingin
memakan hasil panen, ternak, bahkan semua penduduk di sebuah desa. Untuk
melindungi dirinya, penduk menaruh makanan di depan pintu. Awalnya mereka
beranggapan, bila raksasa sudah makan kenyang dari sajian itu, mereka tidak
mengganggu lagi. Ternyata hal itu tidak efektif. Raksasa ini masih saja selalu
merasa lapar.
Suatu
hari, raksasa itu bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan baju merah.
Entah mengapa, raksasa ini lari tunggang langgang. Penduduk pun meyakini,
pemakan manusia itu takut dengan warna merah. Nggak heran, setiap menyambut
tahun baru, masyarakat yang merayakannya mengenakan baju merah. Mereka juga
suka menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu.
Agar raksasa tidak mendekat, mereka juga menyalakan petasan. Biasanya mereka
juga mengucapkan selamat tahun baru atau Gongxi Facai yang artinya selamat dan
semoga banyak rejeki.
Ciri
khas lain dalam Imlek, pemberian angpau atau hong bao. Mirip seperti pemberian
uang ketupat atau salam tempel saat Lebaran. Bingkisan uang dalam amplop merah,
simbol kegembiraan. Sebenarnya angpau diberikan tidak hanya saat Imlek saja,
tapi juga hari istimewa, seperti pernikahan, ulang tahun atau kelahiran bayi.
Jumlah uangnya bervariasi, kelipatan 8. Karena pelafalan angka 8 yang berarti
kekayaan dianggap bisa mendatangkan keberuntungan. Sebaliknya, jangan
memberikan sejumlah uang yang kelipatan 4, karena identik dengan
ketidakberuntungan. Mereka yang sudah menikah, wajib memberikan angpao. Kini,
bukan hanya mereka yang sudah menikah saja, tetapi mereka yang merasa mampu dan
memiliki rejeki lebih, bisa berbagi.
PANTANGAN DAN KEPERCAYAAN
Percaya
atau tidak, setiap menjelang tahun baru Imlek, masyarakat yang merayakannya
memiliki beberapa “aturan main” yang dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan,
atau sebaliknya. Nasib apes, sepanjang tahun.
Beberapa
kebiasaan yang disarankan dilakukan menyambut datangnya Imlek, seperti:
·
Mie selalu ada setiap menyambut tahun baru, karena
simbol dari panjang umur atau keselamatan.
·
Kue lapis menjadi lambang rejeki kita yang akan
berlapis-lapis. Selain itu, mereka juga selalu menyediakan kue manis sebanyak
12 macam, mewakili 12 shio.
·
Agar-agar yang dicetak berbentuk bintang menjadi
simbol pikiran dan kehidupan cerah.
·
Kue keranjang yang disusun ke atas, puncaknya diberi
kue mangkok berwarna merah, melambangkan karier yang kian menanjak dan
berkembang, seperti kue mangkok.
·
Ayam rebus yang disajikan ketika makan malam bersama
seluruh anggota keluarga, simbol kemakmuran.
·
Sajian ikan bertelur yang dikukus bila disajikan
dengan hiasan indah dipercaya bisa membawa keberuntungan.
·
Setiap malam menjelang tahun baru, pintu rumah dibuka
lebar-lebar. Tujuannya, rejeki banyak yang masuk.
·
Malam sebelum tahun baru, seluruh anggota keluarga
harus kumpul dan makan bersama. Bila ada yang berhalangan, tetap disediakan
mangkok dan sepasang sumpit yang mewakili ketidakhadiran anggota keluarga
mereka.
·
Sebaiknya mengenakan pakaian tidur baru di malam tahun
baru, agar hal-hal buruk di tahun sebelumnya, ditanggalkan.
·
Bermain petasan dan barongsai bisa berarti mengusir
segala yang jahat dan menyambut kebaikan.
·
Membagi-bagikan gula-gula atau manisan kepada
orang-orang di sekitar kita. Artinya, kita mendapatkan banyak hal manis di
sepanjang tahun.
Selain kebiasaan positif, ada juga beberapa pantangan
atau larangan yang diyakini bisa mengundang malapetaka atau nasib jelek. Antara
lain:
·
Menyapu atau membuang sampah di hari raya itu
dipercaya mengusir rejeki keluar rumah.
·
Tidak boleh bertengkar atau berkata kasar, agar
sepanjang tahun selamat.
·
Bubur merupakan makanan yang tidak boleh disajikan,
karena bisa mendatangkan kemiskinan.
·
Pantang berbicara kematian dan hantu, karena dianggap
membawa sial.
·
Hindari membeli buku saat hari istimewa ini, karena
dalam kepercayaan mereka membeli buku berarti hidupnya banyak merugi.
·
Sepatu baru justru mendatangkan kesulitan. Sebaiknya
gunakan saja, sepatu lama.
·
Hindari memiliki hutang di malam tahun baru. Artinya
sepanjang tahun, kita akan memiliki hutang. Sebaiknya buru-buru bayar semua
hutang kita. Sebaliknya bila kita memiliki piutang atau orang lain berhutang
kepada kita, …sepanjang tahun pun kita banyak piutangnya.
·
Gunting dan pisau sebaiknya disimpan. Konon bisa
memotong keberuntungan kita.
·
Kenakan pakaian berwarna-warni. Merah, terutama.
Kabarnya bisa membawa keberuntungan. Hindari baju warna gelap, terutama hitam. (Foto: koleksi Debbie Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar