Percaya atau tidak, banyak orang yang meninggal dengan cara tidak wajar, rohnya sering tidak tenang. Tempat mereka terbunuh atau bunuh diri, seringkali dianggap angker. Kenyataannya, ada beberapa saksi mata yang menceritakan beberapa tempat yang sudah menjadi legenda. Kalau di Indonesia, kita tahu cerita tentang terowongan Casablanca atau Jembatan Ancol, di Amerika pun ada. Jembatan dan terowongan yang kisahnya sudah melegenda, karena ada roh penasaran yang masih gentayangan. Hati-hati!
The
Screaming Tunnel, Warner Road
Brandon
menarik nafas, berat. Jam digital yang melingkar di lengannya, sudah
menunjukkan angka satu. Terlalu, memang. Seharusnya dini hari ini, dia sudah
lelap dalam mimpi. Kenyataannya, dia
harus pulang dini hari. Entah mengapa, dia paling malas bila harus melewati
jalan dekat terowongan yang tingginya hanya 16 kaki dan panjangnya 125 kaki
itu. Ya…Orang-orang menyebutnya The Screaming Tunnel. Lokasi terowongan yang
dibangun awal tahun 1900-an ini ada di Warner Road, sebelah Timur Laut dari Niagara Falls, Ontario.
Sepertinya tidak ada yang istimewa dari terowongan itu, selain fungsinya
buat transportasi masyarakat yang membawa bahan-bahan pokok, karena menghindari
kemacetan di jalan umum. Brandon tahu benar, teman-temannya selalu mengingatkan
dia agar menghindari kawasan itu bila sudah lewat tengah malam. Bila dilanggar,
konon bakal apes.
Cowok bermata coklat dan rambut ikal
itu, meraih botol air mineral dalam pangkuannya. Tapi belum sempat dia mencoba
membuka botol itu, tiba-tiba terdengar suara yang lebih mirip lolongan itu.
Astaga...itu kan tangis perempuan minta tolong? Mungkinkah korban
kecelakaan atau kriminal? Brandon menajamkan pendengarannya. Dia berpikiri,
halusinasikah, karena dia mengantuk?
Nyatanya, suara tangis pilu itu kembali terdengar. Kali ini lebih dekat,
dekat… Perasaannya tidak enak. Meski dia tidak pernah percaya setan, hantu atau
sejenisnya, seperti teman-teman kantornya biasa ngerumpi, toh kali ini cowok
itu ngeri juga. Apalagi bulu kuduknya berdiri, jantung ini pun berdegup
kencang.
Nggak boleh takut! Nggak ada
apa-apa, cerita itu hanya takhyul… batin Brandon
berusaha menenangkan hatinya sendiri. Buru-buru dia kenakan I-Pod, lantas
tancap gas. Namun tiba-tiba, mesin mobil mati!
Benar-benar sport jantung. Mesin mati di tengah-tengah jalan sepi,
sementara suara tangisan itu makin dekat. Mata Brandon yang tadi ingin mengatup
karena ngantuk, jadi terbuka lebar-lebar.
“Please, jangan ganggu saya.
Numpang lewat saja… Beri saya jalan… “ Cowok itu memegang stir mobilnya kencang-kencang.
Tangannya bergetar hebat, ketika dari balik kaca mobil dia melihat sosok cewek
belia dengan baju putih, penuh bercak lumpur. Wajah tirus itu, pucat pasi,
namun tatapan matanya tajam menusuk.
“Tolonggg…tolong saya…” katanya.
Bbrrr…lagi-lagi angin dingin
terasa berhembus di tengkuk Brandon. Cowok ini berusaha cuek, meski kakinya
gemetar, ketakutan, Buru-buru dia mencoba menyalakan mesin mobil… Berhasil!
Bayangan cewek itu pun hilang, bersamaan dengan mesin mobilnya yang menyala…
Fuiiih! Ingin rasanya cowok berdarah Belanda ini, melupakan kejadian itu.
Tapi ketika dia browsing di internet, kenyataannya legenda itu memang sudah
lama menjadi bahan perbincangan.
Konon, tidak jauh dari terowongan itu ada peternakan yang didiami seorang
gadis muda. Gara-gara ayah gadis itu bertengkar dengan ibunya, memperebutkan
hak asuh anak, sang ayah membakar seluruh bangunan ini. Sehari setelah
kejadian, masyarakat setempat baru tahu, gadis itu ikut terbakar hidup-hidup.
Ada juga versi lain yang mengatakan, roh yang penasaran itu suaranya
berasal dari terowongan. Karena dulu ada seorang gadis yang diperkosa di
terowongan itu, lantas dibakar oleh pelakunya buat menghilangkan jejak. Boleh
percaya atau tidak, legenda ini sudah diangkat dalam sebuah film berjudul The Dead Zone tahun 1983, adaptasi dari
novel Stephen King’s.
Bessie
Little Bridge, Dayton Ohio
Untung,
Brandon berhasil melalui jalan dekat terowongan seram itu. Ryan yang tinggal di
Ohio tidak semujur itu. Meski sudah sering mendengar cerita tentang penunggu
Bessie Little Bridge, sebuah jembatan yang ternyata sudah ada sejak abad 19,
malam itu dia memberanikan diri melewati jalan itu, karena harus menemui salah
satu kerabatnya. Sepupunya pun sudah mengingatkan, sebaiknya dia menginap saja,
daripada harus pulang larut. Toh cowok berambut gondrong itu, tidak peduli. Dia
membayangkan, cerita itu kan hanya dongeng atau legenda, belum tentu semua
orang yang lewat akan menemukan hal ganjil.
Ryan
pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Tujuannya satu, bisa cepat
sampai di rumah. Tapi siapa sangka, ketika tiba dekat jembatan Bessie, ac
mobilnya mendadak terasa panas. Seperti tidak berfungsi lagi. Mesinnya pun
tersendat-sendat. Akhirnya, benar-benar mati.
Gelap.
Sepi. Bbbrrr…Bulu kuduk karateka ini tiba-tiba meremang, berdiri. Keringat
dingin menetes dari keningnya, saat dia melihat sebuah bayangan putih terlihat
tidak jauh dari mobilnya berhenti. Lamat-lamat suara tangisnya terdengar,
mmmh….suara perempuan!
Berulangkali
cowok ini mengerjapkan matanya, berusaha melihat dengan lebih jelas lagi.
Ya…perempuan! Bayangan putih yang makin dekat itu, kelihatan jelas sekarang.
Sosok perempuan cantik dengan baju setengah tercabik, kusut dan kotor.
Tangannya terjulur ke arahnya, seakan minta pertolongan. But…arrrgghhh, bau anyir darah tercium….
Mual!
Perut Ryan seperti diaduk-aduk mencium bau dari gadis yang kini makin dekat
dengannya. Tangan Ryan berusaha menutup kaca mobil yang tadi dia biarkan
terbuka, tapi terlambat… Perempuan itu sudah berada tepat di samping mobil,
terulur mendekati lehernya…Jari-jari lentik dengan kuku panjang tidak beraturan
itu mencengkeram leher Ryan, erat. Kuat.
Ryan
berontak, namun tenaganya seperti hilang. Tak ada artinya. Hanya suara tangis
cewek itu yang kini terdengar. Suara tangis itu penuh dengan kemarahan dan
dendam…
“Kamu,
kamu harus bertanggungjawab…Kamu membuat aku menderita…” teriak perempuan itu,
gemas. Ryan mengeliat, meronta, namun akhirnya dia benar-benar menyerah. Esok
paginya, polisi menemukan mayat seorang laki-laki muda dalam sebuah mobil yang
berada tidak jauh dari jembatan Bessie. Kasihan Ryan…arwah Bessie yang ingin
menuntut balas, menduga Ryan adalah cowok yang membunuhnya dulu.
Yup.
Kisah ini bermula, ketika seorang gadis muda bernama Bessie Little dibunuh saat
dia hamil oleh pacarnya yang tidak mau bertanggungjawab, Albert J. Frantz
Bessie. Polisi menemukan mayat Bessie di
jembatan ini dengan dua luka tembak di kepalanya, 27 Agustus 1896. Pengakuan
sang pacar, Bessie bunuh diri.
Polisi tidak percaya
dengan pengakuan Albert. Hasil penyidikan menunjukkan Bessie dibunuh. Laki-laki
tidak bertanggungjawab itu pun harus menemui ajalnya, ketika pengadilan 19
November 1897 memutuskan hukuman mati dengan cara duduk di kursi listrik. Roh
Bessie pun masih tetap gentayangan di tempat itu, meski pembunuhnya sudah
mendapat hukuman setimpal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar