Selasa, 25 Januari 2011

THE MOST SCARY LEGEND


            Percaya atau tidak, banyak orang yang meninggal dengan cara tidak wajar, rohnya sering tidak tenang. Tempat mereka terbunuh atau bunuh diri, seringkali dianggap angker. Kenyataannya, ada beberapa saksi mata yang menceritakan beberapa tempat yang sudah menjadi legenda. Kalau di Indonesia, kita tahu cerita tentang terowongan Casablanca atau Jembatan Ancol, di Amerika pun ada. Jembatan dan terowongan yang kisahnya sudah melegenda, karena ada roh penasaran yang masih gentayangan. Hati-hati! 

The Screaming Tunnel, Warner Road


            Brandon menarik nafas, berat. Jam digital yang melingkar di lengannya, sudah menunjukkan angka satu. Terlalu, memang. Seharusnya dini hari ini, dia sudah lelap dalam mimpi. Kenyataannya,  dia harus pulang dini hari. Entah mengapa, dia paling malas bila harus melewati jalan dekat terowongan yang tingginya hanya 16 kaki dan panjangnya 125 kaki itu. Ya…Orang-orang menyebutnya The Screaming Tunnel. Lokasi terowongan yang dibangun awal tahun 1900-an ini ada di Warner Road, sebelah Timur  Laut dari Niagara Falls, Ontario.   
            Sepertinya tidak ada yang istimewa dari terowongan itu, selain fungsinya buat transportasi masyarakat yang membawa bahan-bahan pokok, karena menghindari kemacetan di jalan umum. Brandon tahu benar, teman-temannya selalu mengingatkan dia agar menghindari kawasan itu bila sudah lewat tengah malam. Bila dilanggar, konon bakal apes.
            Cowok bermata coklat dan rambut ikal itu, meraih botol air mineral dalam pangkuannya. Tapi belum sempat dia mencoba membuka botol itu, tiba-tiba terdengar suara yang lebih mirip lolongan itu.
Astaga...itu kan tangis perempuan minta tolong? Mungkinkah korban kecelakaan atau kriminal? Brandon menajamkan pendengarannya. Dia berpikiri, halusinasikah, karena dia mengantuk?
Nyatanya, suara tangis pilu itu kembali terdengar. Kali ini lebih dekat, dekat… Perasaannya tidak enak. Meski dia tidak pernah percaya setan, hantu atau sejenisnya, seperti teman-teman kantornya biasa ngerumpi, toh kali ini cowok itu ngeri juga. Apalagi bulu kuduknya berdiri, jantung ini pun berdegup kencang.
Nggak boleh takut! Nggak ada apa-apa, cerita itu hanya takhyul… batin Brandon berusaha menenangkan hatinya sendiri. Buru-buru dia kenakan I-Pod, lantas tancap gas. Namun tiba-tiba, mesin mobil mati!
Benar-benar sport jantung. Mesin mati di tengah-tengah jalan sepi, sementara suara tangisan itu makin dekat. Mata Brandon yang tadi ingin mengatup karena ngantuk, jadi terbuka lebar-lebar.
Please, jangan ganggu saya. Numpang lewat saja… Beri saya jalan… “ Cowok itu  memegang stir mobilnya kencang-kencang. Tangannya bergetar hebat, ketika dari balik kaca mobil dia melihat sosok cewek belia dengan baju putih, penuh bercak lumpur. Wajah tirus itu, pucat pasi, namun tatapan matanya tajam menusuk.
“Tolonggg…tolong saya…” katanya.
Bbrrr…lagi-lagi  angin dingin terasa berhembus di tengkuk Brandon. Cowok ini berusaha cuek, meski kakinya gemetar, ketakutan, Buru-buru dia mencoba menyalakan mesin mobil… Berhasil! Bayangan cewek itu pun hilang, bersamaan dengan mesin mobilnya yang menyala…
Fuiiih! Ingin rasanya cowok berdarah Belanda ini, melupakan kejadian itu. Tapi ketika dia browsing di internet, kenyataannya legenda itu memang sudah lama menjadi bahan perbincangan.
Konon, tidak jauh dari terowongan itu ada peternakan yang didiami seorang gadis muda. Gara-gara ayah gadis itu bertengkar dengan ibunya, memperebutkan hak asuh anak, sang ayah membakar seluruh bangunan ini. Sehari setelah kejadian, masyarakat setempat baru tahu, gadis itu ikut terbakar hidup-hidup.
Ada juga versi lain yang mengatakan, roh yang penasaran itu suaranya berasal dari terowongan. Karena dulu ada seorang gadis yang diperkosa di terowongan itu, lantas dibakar oleh pelakunya buat menghilangkan jejak. Boleh percaya atau tidak, legenda ini sudah diangkat dalam sebuah film berjudul The Dead Zone tahun 1983, adaptasi dari novel Stephen King’s. 

Bessie Little Bridge, Dayton Ohio

            Untung, Brandon berhasil melalui jalan dekat terowongan seram itu. Ryan yang tinggal di Ohio tidak semujur itu. Meski sudah sering mendengar cerita tentang penunggu Bessie Little Bridge, sebuah jembatan yang ternyata sudah ada sejak abad 19, malam itu dia memberanikan diri melewati jalan itu, karena harus menemui salah satu kerabatnya. Sepupunya pun sudah mengingatkan, sebaiknya dia menginap saja, daripada harus pulang larut. Toh cowok berambut gondrong itu, tidak peduli. Dia membayangkan, cerita itu kan hanya dongeng atau legenda, belum tentu semua orang yang lewat akan menemukan hal ganjil.
            Ryan pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Tujuannya satu, bisa cepat sampai di rumah. Tapi siapa sangka, ketika tiba dekat jembatan Bessie, ac mobilnya mendadak terasa panas. Seperti tidak berfungsi lagi. Mesinnya pun tersendat-sendat. Akhirnya, benar-benar mati.
            Gelap. Sepi. Bbbrrr…Bulu kuduk karateka ini tiba-tiba meremang, berdiri. Keringat dingin menetes dari keningnya, saat dia melihat sebuah bayangan putih terlihat tidak jauh dari mobilnya berhenti. Lamat-lamat suara tangisnya terdengar, mmmh….suara perempuan!
            Berulangkali cowok ini mengerjapkan matanya, berusaha melihat dengan lebih jelas lagi. Ya…perempuan! Bayangan putih yang makin dekat itu, kelihatan jelas sekarang. Sosok perempuan cantik dengan baju setengah tercabik, kusut dan kotor. Tangannya terjulur ke arahnya, seakan minta pertolongan. But…arrrgghhh,  bau anyir darah tercium….
            Mual! Perut Ryan seperti diaduk-aduk mencium bau dari gadis yang kini makin dekat dengannya. Tangan Ryan berusaha menutup kaca mobil yang tadi dia biarkan terbuka, tapi terlambat… Perempuan itu sudah berada tepat di samping mobil, terulur mendekati lehernya…Jari-jari lentik dengan kuku panjang tidak beraturan itu mencengkeram leher Ryan, erat. Kuat.
            Ryan berontak, namun tenaganya seperti hilang. Tak ada artinya. Hanya suara tangis cewek itu yang kini terdengar. Suara tangis itu penuh dengan kemarahan dan dendam…
            “Kamu, kamu harus bertanggungjawab…Kamu membuat aku menderita…” teriak perempuan itu, gemas. Ryan mengeliat, meronta, namun akhirnya dia benar-benar menyerah. Esok paginya, polisi menemukan mayat seorang laki-laki muda dalam sebuah mobil yang berada tidak jauh dari jembatan Bessie. Kasihan Ryan…arwah Bessie yang ingin menuntut balas, menduga Ryan adalah cowok yang membunuhnya dulu.
            Yup. Kisah ini bermula, ketika seorang gadis muda bernama Bessie Little dibunuh saat dia hamil oleh pacarnya yang tidak mau bertanggungjawab, Albert J. Frantz Bessie.  Polisi menemukan mayat Bessie di jembatan ini dengan dua luka tembak di kepalanya, 27 Agustus 1896. Pengakuan sang pacar, Bessie bunuh diri.
Polisi tidak percaya dengan pengakuan Albert. Hasil penyidikan menunjukkan Bessie dibunuh. Laki-laki tidak bertanggungjawab itu pun harus menemui ajalnya, ketika pengadilan 19 November 1897  memutuskan hukuman mati  dengan cara duduk di kursi listrik. Roh Bessie pun masih tetap gentayangan di tempat itu, meski pembunuhnya sudah mendapat hukuman setimpal. 

Tidak ada komentar: