Jumat, 12 November 2010

HALLOWEEN NIGHT


TRADISI MENGUSIR ROH JAHAT?
            Kostum menakutkan, lampion dengan wajah menyeringai, serta pernik-pernik yang dominan dengan warna orange dan hitam, menjadi salah satu simbol, perayaan Halloween di berbagai negara. Konon, pembatas roh dengan manusia, terbuka. Kini tradisi yang sudah diadopsi menjadi acara seru-seruan di berbagai tempat, termasuk sebagian masyarakat Indonesia ini, tidak begitu menakutkan lagi. Benarkah dulu, roh-roh itu gentayangan mengganggu?
            Tradisi Halloween atau All Hallows Eve, asalnya dari orang-orang Irlandia yang berimigrasi ke Amerika Serikat. Anak-anak biasa mengenakan kostum seram, seperti drakula atau Jason, lantas berkeliling ke sekitar kompleks rumah mereka buat meminta permen. Mmm…pantas saja, kita sering melihat dalam film,  beberapa bocah dengan membawa keranjang tempat kue, berkeliling sambil meneriakkan, “Trick or treat!” ke setiap pemilik rumah yang mereka gedor pintunya. Lantas, sang tuan rumah dengan sukarela, musti memberikan kue kering atau permen dengan bungkus warna warni, seperti oranye, hitam dan coklat. Kabarnya, bila ingin selamat dari tulah tuh…
            Kepercayaan berkeliling itu diadopsi dari kebiasaan masyarakat Eropa sekitar abad ke sembilan, ketika menyambut Soul Day.  Biasanya tiap tanggal 2 November, para pengemis yang berjalan dari desa ke desa meminta soul cake yang berupa potongan roti berisi currant atau anggur manis. Mereka menganggap roti ini sebagai bayaran agar para pengemis itu mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal. 
Kini, bukan hal aneh lagi, bila acara yang biasa dilakukan masyarakat negara adikuasa  tiap malam tanggal 31 Oktober itu,  sudah menjadi tradisi di berbagai belahan dunia, seperti Kanada, Amerika Latin, Britania Raya, Australia, Swedia,  Bahama, dan Jepang. Bahkan di Indonesia, meski tidak sedetail perayaan di negara-negara Eropa, banyak kafe, mall, hotel, dan sekolah internasional mengemas Halloween Night atau Halloween Party lengkap dengan pesta kostum, kembang api,  serta menyediakan pernik-perniknya, seperti Jack O’Latern atau buah labu berukir wajah yang menyeringai.
Menurut legenda dari Irlandia, ada petani licik, jahat dan kikir yang suka mengecoh iblis, serta sesamanya. Hingga ketika meninggal, Jack nama petani itu arwahnya gentayangan. Bukan hanya surga yang menolaknya, neraka pun bahkan tidak menyediakan tempat buat laki-laki ini. Melihat Jack yang kebingungan berjalan dalam kegelapan karena tidak tahu kemana arah tujuannya, iblis memberikan sebatang lilin yang ditempatkan dalam buah sejenis lobak, buat penunjuk jalannya. 
Buah lobak ini ternyata tidak banyak ditemukan di negara-negara selain Irlandia. Masyarakat pun menggantinya dengan buah labu yang berwarna orange. Nggak heran, tradisi halloween awalnya identik dengan warna hitam dan orange, meski kini mulai beragam warna, seperti ungu, hijau dan merah.  Beberapa karakter setan dan iblis dari budaya barat, seperti penyihir, kelelawar, burung bangkai, kucing hitam, zombie, mummy, tengkorak dan laba-laba, kini juga diadopsi menjadi pernik-pernik yang meramaikan Halloween Night. Selain dua tokoh film horor klasik, seperti Drakula dan Frakenstein yang selalu ada…

KERASUKAN ROH
Halloween sebenarnya juga berasal dari festival Samhain atau perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael atau tahun baru Kelt. Mereka percaya, tanggal 31 Oktober, pembatas antara dunia manusia dengan roh atau arwah manusia, terbuka. Kondisi ini membahayakan hidup manusia karena roh penasaran ini membawa penyakit dan bisa merusak hasil panen. Makanya, ketika merayakan festival, orang Gael biasa menyalakan api unggun, lantas membakar tulang hewan yang mereka sembelih. Mereka juga mengenakan kostum dan topeng menyeramkan. Konon tujuannya agar roh jahat yang ingin mengganggu, takut. Mereka juga ingin mengusir kekuatan dari dunia “lain” dengan meletakkan pernik-pernik seram di setiap sudut rumah.
Nggak jauh beda dengan kepercayaan Bangsa Celtic yang menganggap tiap malam Halloween, roh peri, tukang sihir, makhluk halus, bergentayangan. Mereka ingin memasuki tubuh manusia. Mereka percaya, bila ingin selamat harus mematikan api yang menyala dalam rumah, agar tubuh mereka dingin, sehingga roh jahat tidak mau masuk. Agar roh menjauh, mereka juga berkeliling desa dengan kostum seram, lantas membunyikan alat-alat musik seadanya, agar suara berisik itu menakut-nakuti roh gentayangan. Tragisnya, bila ada manusia yang kerasukan, mereka akan membakarnya hidup-hidup. Tujuannya memberi pelajaran bagi roh lain agar tidak masuk dalam tubuh manusia. 
Sebuah kota di negara bagian Minnesota,  Anoka mengklaim dirinya sebagai ibukota Halloween. Mereka selalu merayakanya dengan menghias seluruh kota dan pawai besar-besaran. Wisatawan juga banyak mengunjungi kota Salem di Massachusetts setiap menjelang perayaan Halloween karena terkenal dengan legenda sihirnya… Kini Halloween dianggap sebagai sekedar seru-seruan atau perayaan yang menyenangkan. Beberapa pusat perbelanjaan, hotel dan kafe pun mengemasnya dengan pernik-pernik yang tidak menyeramkan. (steph)

Tradisi tiap halloween, boleh percaya atau tidak….
·         Kucing Hitam: bagi siapa saja yang melihat kucing ini datang ke rumahnya akan bernasib sial.
·         Lahir di malam Halloween: orang ini akan mempunyai kemampuan melihat makhluk halus.
·         Burung gagak hitam dan kelelawar di atap atau dekat rumah:  tanda akan ada kabar kematian.
·         Burung hantu: tanda kita harus lebih berhati-hati, bila tidak ingin celaka.
·         Lampion labu khas Halloween: buat keberuntungan, sekaligus pengusir roh jahat yang ingin mengganggu.
·         Mengumpat, berkata kotor atau jahat: bisa kejadian dan berbalik mengenai kita atau senjata makan tuan.
·         Lampu-lampu di beberapa ruangan, dinyalakan: kabarnya makhluk halus supaya tidak betah berdiam diri di rumah kita.

Tidak ada komentar: