Jumat, 22 Mei 2015

Damn I Love My Job!

     Panas gila! Andai digambarkan dalam film animasi, wajah saya mungkin sudah merah mirip kepiting rebus trus kepala ngebul. Keluar asap, mirip tungku perapian. Entah, beberapa hari belakangan ini, matahari lagi garang-garangnya. Apalagi sinarnya pas banget masuk jendela kamar yang bersisian dengan “meja kerja” saya. Kebayang dong. Biar pun pake baju seadem mungkin, tetep aja berasa sauna hahahaha…


     Ngomong-ngomong soal panas, hati ini juga lagi meradang melihat tayangan di televisi dan rating yang tidak bersahabat. Ibaratnya, maju kena mundur kena. Serba salah.  Sebenarnya apa sih yang dimaui penonton kita saat ini?  Drama melow sudah berganti dengan tayangan remaja, abegeh gaul.
Dance, musik, wajah fresh dan muda, pastinya lebih laku daripada era-nya Cinta Fitri,  Putri Yang Tertukar atau Di Antara Cinta dan Dusta. Tapi itu pun masih bisa digoyang cerita religi, kisah-kisah yang diangkat dari novel best seller,  lantas series Korea, beralih lagi ke fantasi dan kini, India ahaiiii… hehehehe
     Pusing ‘pala Barbie.  Ah, sudahlah. Saya nggak mau berkomentar soal sinetron, apalagi karya orang lain. Bukan ahlinya, juga bukan wilayah saya berbicara.  
Yakin, semua ngerjainnya pun dengan sungguh-sungguh, bahkan kelewat keras malah. Harus tahan banting hehehehe… Waktu ngumpul bersama orang-orang tercinta jadi terbatas, tak kenal waktu, kapan pun harus siap revisi, rewrite, ngejar stock tayangan, belum lagi tiap pagi harus melototin rating.  Dan sedapnya lagi, saat ngelirik sosmed, penonton dengan mudahnya berkomentar. Ya, itulah resiko setiap pekerjaan.  
     Pernah saya berpikir, apakah harus berhenti dan alih pekerjaan? Tapi apa… Mau tidur seharian di rumah? Do nothing? Buka online shopping? Buka toko, bisnis akik atau bahan organik buat kecantikan yang lagi ngetrend? Oh, no! Karena menulis sudah merupakan nafas yang tidak bisa dibayar atau digantikan hanya dengan status atau materi. Pekerjaan ini sudah membuat saya, melewati banyak hal dari cerita paling pahit, menyedihkan, sampai paling manis. Pekerjaan ini yang “menguatkan” saya.
      So, kalau saat ini kamu juga “lelah” dengan pekerjaan kamu,  mungkin ada baiknya kita sama-sama kembali mengingat, apakah yang sudah kita lakuin selama ini kita lakukan dengan terpaksa, hanya memenuhi saldo rekening atau kita lakuin ini karena kita memang sudah menyatu dan mencintainya?(Ft: Hilman Hariwijaya, Endang, Henovia Chaniago, Gustin Suradji, Me)

Tidak ada komentar: