Senin, 25 Mei 2015

Ide

Siang yang panas. Thanks GOD, bersyukur masih diberi kesempatan bernafas, berpikir, menikmati sepiring nasi dengan sayur dan lauknya, sebuah anugerah luar biasa.  Lumayan, setengah hari menghasilkan dua sinopsis, meski itu juga belum tentu diterima hahahaha. Bisa aja baru dibaca awalnya, langsung dilepehin. Biasa. Lamban bener, ya. Padahal kalo lagi deadline cerpen horor, pernah rekor dalam waktu lima jam selesai 3 cerpen yang panjangnya lumayan. Eh, ini nulis sinopsis aja lemot hihihi.
     Sinopsis emang tidak se’hits skenario. Fans sinetron, penggila stripping dan film seringkali berpikir, sebuah produksi hanya butuh skenario yang bagus. Boleh dibilang, sinopsis otaknya. Rangkuman cerita keseluruhan. Hanya dengan membaca sinopsis, kita tau jelas siapa tokohnya. Karakter masing-masing tokoh, konfliknya dan alurnya.  Baru dari sinopsis dibuat Scene Plot atau semacam kerangka, ya.    
     Ngomongin soal sinopsis, ide itu bisa datang dari mana saja. Sama seperti mencari ide untuk menulis cerpen atau novel. Dulu sih sering dibilang, cari ilham itu butuh tempat, waktu dan mood yang pas. Wuih, kalo nunggu mood mungkin sampai lima atau sepuluh tahun pun nggak akan pernah menghasilkan tulisan apa-apa.
     Saya memang tidak serajin beberapa teman saya yang suka kemana-mana bawa catatan, atau bikin memo di handphone atau bahkan, langsung buka laptop dan menuliskannya di sana. Sambil ngetik, sambil cari ide. Saya suka ngayal dulu waktu di toilet, ketika mau tidur, atau lagi nungguin orang yang janji ketemuan di cafĂ©. Lebih sering di toilet sih. So, jangan marah kalo saya suka lama mendekam di sana, tanpa suara hihihihi… Nggak jorok, kok. Saya bisa bayangin, oh kalo tokohnya gini, ketemu itu lantas berubah begini, masalah muncul bla bla bla…
     Celakanya pernah nih, saya lagi seger-segernya dapat ide horor. Berdarah-darah, serem dah pokoknya. Keluar dari toilet, mau tidur. Saya lupa, tadi masuk toilet emang udah hampir tengah malam. Jrenggg!!! Bukannya tidur, otak saya masih bermain-main dengan ide horor tadi. Bahkan suara kipas angin pun, ngagetin hahahha. Senjata makan tuan tuh, namanya.
      Balik ke ide tadi. Saya suka menyimpannya di kepala dan nggak langsung ngetik di laptop. Tau akibatnya? Ternyata apa yang saya mau di kepala,  tidak semudah itu diterjemahkan dalam bentuk tulisan. Ngomong lisan sih gampang. Ceritanya begini, bla bla bla. Tapi begitu harus ditulis dengan bahasa yang runtut, alur jelas, data lengkap agar mereka yang baca pun ngerti apa yang kita mau, doeng! Susah, bow! Hahahaha… Kadang tidak secepat otak saya mengembangkannya.
     Saran aja, sih… Makin cepat ide-ide itu  “diterjemahkan” dalam bentuk tulisan makin baik. Kepala saya ini seperti loker, lemari dengan banyak laci. Maunya banyak. Impiannya panjang. Tapi eksekusinya kan juga harus ada. Berupa paper atau naskah di email, di laptop, di dokumen. So, cuss ah… tulissss!!!  (Buku ANGIE saya dikomentari CitraPrima Parapsykolog dan bintang Masih Dunia Lain)
               

Tidak ada komentar: