Rabu, 24 April 2013

My Passion = My Idol


Sukses buat saya, bukan dari nominal atau jabatan, but gimana saya bisa mengalahkan diri sendiri. Honestly, sejak kecil saya pemalu. Sadar, fisik saya tidak sempurna. Boro-boro tampil, dilirik orang saya sudah negative thinking duluan. Hilman Hariwijaya, penulis buku Lupus yang bikin saya berpikir kalau dengan menulis kita bisa speak up our mind

Waktu itu, saya masih berseragam SMA, nekad menemui beliau, Thanks GOD! Tulisan saya dimuat di surat kabar! Hingga akhirnya, menulis bukan lagi hobi, tapi pekerjaan. 

Saya bangga, bersaing dengan wartawan senior yang sempurna fisiknya, sementara waktu itu saya masih berseragam SMA. Saya sempat merasa useless ketika harus resign dari kantor, sebuah media remaja karena fisik saya menurun. It's amazing, lagi-lagi saya bertemu Hilman, dia "nantangin" saya menulis skenario sinetron/film, padahal menulis di media cetak sama sekali beda dengan menulis skenario.
            GOD is good!! Sinetron FTV dan stripping pertamakali saya tayang di TV, meski saya masih co-writer, dan itu juga karena Hilman Hariwijaya.  Thanks GOD, saya tidak peduli lagi orang mau lihat fisik saya seperti apa, i'm happy with my passion, my new life.  So, sukses buat saya, saya bisa menciptakan "kantor" sendiri di rumah, menulis dari rumah dan "mengalahkan" ketakutan saya akan ketidaksempurnaan.  ( Tulisan ini  termasuk salah satu yang terpilih di lomba Samsung Success Switch )

1 komentar:

Evi Sri Rezeki mengatakan...

Karena kesuksesan tidak dinilai dari fisik. i believe that :)