Suka penasaran dengan
komentar pembaca tarot? Atau sebaliknya, kita takut karena masih beranggapan
kartu ini memiliki kekuatan gelap? Mitos hanya orang tertentu saja yang bisa
mengartikannya, ternyata juga bisa dipatahkan. Karena setiap orang kini bisa
membaca dan memiliki kartu ini. Kenalan yuk dengan kartu tarot…
Awal
ditemukannya Tarot, diduga berasal dari masyarakat keturunan Gypsi yang suka
berpindah-pindah dari Cina, India, Mesir, sampai benua Eropa. Sesuai dengan asal kata Tarot, sebenarnya
merupakan budaya dari suku bangsa yang tinggal di Mesir, Perancis atau Italia.
Hal itu bisa dilihat berdasarkan simbol-simbol di masing-masing kartu. Awalnya
kartu ini ditemukan di sebelah utara
Italia, awal abad 15, atau sekitar tahun 1420-1440. Mereka menyebutnya carte da
trionfi atau cards of the triumphs yang berarti kartu kejayaan.
Atoine
Court de Gebelin menulis buku Le Monde, 300 tahun kemudian. Dia mengatakan
tarot diciptakan pendeta Mesir kuno berdasarkan Thoth. Buku mistis bangsa
Mesir. Mereka lantas mempersembahkannya ke Paus, hingga populer dengan nama
tarocchi. Sejak itu, banyak orang berusaha menciptakan tarot menurut versi
mereka sendiri. Namun yang paling populer Raider Waite Smith.
MITOS
Sihir
Kartu
ini dianggap memiliki kuasa kegelapan alias siapa pun yang menggunakan
bersekutu dengan setan. Apalagi ada dua gambar yang bila kita deskripsikan
dengan mentah-mentah, menunjukkan tentang kematian dan setan. Padahal gambar
itu hanya simbol, tidak bisa diartikan persis sesuai illustrasinya.
Sulap
Sebagian
masyarakat menganggap bila kita bisa menggunakan Tarot Cards, artinya kita
punya kemampuan magic,
sampai-sampai hanya boleh disentuh oleh
pemilik aslinya. Padahal sebenarnya benda itu hanyalah kartu. Bukan alat sulap
atau magic.
Ilmu “Turunan”
Hanya
orang yang memiliki indra keenam atau “kemampuan” membaca sesuatu yang gaib
yang bisa membaca tarot. Nyatanya, semua orang bisa membaca tarot. Tinggal
bagaimana kemampuan memori mereka, mengingat dan mengartikan arti yang tersirat
dari masing-masing gambar. Tarot tidak
memprediksi apa yang akan terjadi, tetapi menjadi penasehat buat menghadapi
masa depan.
Butuh Perantara
Ingin
memiliki tarot? Memang sih, kita bisa membelinya sendiri di magic shop atau toko buku import. Tetapi
sebaiknya, kartu tarot pertama kita hasil pemberian orang lain. Andaikan ingin
membeli pun, teman kita yang beliin, meski uangnya uang kita. Asal jangan kita
saja yang mengambil, lantas membayar sendiri di kasir. Konon hal itu akan
mempengaruhi kevalidan kartunya dalam mendeskripsikan sebuah gambar.
Kain Hitam
Mitos
mengatakan, kartu ini sebaiknya dibungkus kain hitam ketika disimpan. Tempat untuk membuka kartu dan menyusunnya pun
harus beralaskan kain warna hitam. Untuk cewek, kadang bisa menggunakan warna
ungu. Warna-warna gelap. Tujuannya menghindarkan dia dari kekuatan negatif.
Secara akal sehat, memang butuh pembungkus rapi. Agar terhindar dari debu dan
orang jahil yang pengen memainkannya.
Don’t Touch
Kabarnya,
tidak ada seorang pun boleh menyentuh kartu kita. Percaya atau tidak sih,
karena dianggap bisa mempengaruhi energi di masing-masing kartu. Hingga
membelokkan arti yang sebenarnya.
Baca Sendiri
Kita
dilarang menggunakan kartu ini untuk “melihat” diri sendiri. Ada yang bilang,
bakal bawa sial. Kalau dipikir-pikir, memang sulit bersikap obyektif andai kita
yang baca kartu untuk diri kita sendiri.
Kematian
Sering
banget, orang yang dibacain kartu ini ketakutan ketika gambar yang keluar Death
atau kartu kematian. Mereka suka mengartikan, seseorang di dekat kita akan
meninggal dalam waktu dekat. Secara akal
sehat, memang setiap orang pasti menemui ajal. Tinggal waktunya saja, kita
tidak boleh memprediksinya sendiri mendahului Sang Pencipta.
Kedekatan
Agar
lebih “nyambung” auranya dengan kartu kita, ada yang mengatakan sebaiknya
sesekali kartu kita letakkan di bawah bantal, saat tidur. Atau pilih
menyimpannya di kotak kayu dan meletakkan di sudut kamar. (ft: berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar