TRADISI MENGUSIR ROH JAHAT?
Kostum menakutkan,
lampion dengan wajah menyeringai, serta pernik-pernik yang dominan dengan warna
orange dan hitam, menjadi salah satu simbol, perayaan Halloween di berbagai
negara. Konon, pembatas roh dengan manusia, terbuka. Kini tradisi yang sudah
diadopsi menjadi acara seru-seruan di berbagai tempat, termasuk sebagian
masyarakat Indonesia ini, tidak begitu menakutkan lagi. Benarkah dulu, roh-roh
itu gentayangan mengganggu?
Tradisi
Halloween atau All Hallows Eve,
asalnya dari orang-orang Irlandia yang berimigrasi ke Amerika Serikat.
Anak-anak biasa mengenakan kostum seram, seperti drakula atau Jason, lantas
berkeliling ke sekitar kompleks rumah mereka buat meminta permen. Mmm…pantas
saja, kita sering melihat dalam film, beberapa bocah dengan membawa keranjang tempat
kue, berkeliling sambil meneriakkan, “Trick
or treat!” ke setiap pemilik rumah yang mereka gedor pintunya. Lantas, sang
tuan rumah dengan sukarela, musti memberikan kue kering atau permen dengan
bungkus warna warni, seperti oranye, hitam dan coklat. Kabarnya, bila ingin
selamat dari tulah tuh…
Kepercayaan
berkeliling itu diadopsi dari kebiasaan masyarakat Eropa sekitar abad ke
sembilan, ketika menyambut Soul Day. Biasanya tiap tanggal 2 November, para
pengemis yang berjalan dari desa ke desa meminta soul cake yang berupa potongan roti berisi currant atau anggur manis. Mereka menganggap roti ini sebagai
bayaran agar para pengemis itu mendoakan arwah keluarga yang sudah
meninggal.
Kini, bukan hal
aneh lagi, bila acara yang biasa dilakukan masyarakat negara adikuasa tiap malam tanggal 31 Oktober itu, sudah menjadi tradisi di berbagai belahan
dunia, seperti Kanada, Amerika Latin, Britania Raya, Australia, Swedia, Bahama, dan Jepang. Bahkan di Indonesia,
meski tidak sedetail perayaan di negara-negara Eropa, banyak kafe, mall, hotel,
dan sekolah internasional mengemas Halloween
Night atau Halloween Party lengkap
dengan pesta kostum, kembang api, serta
menyediakan pernik-perniknya, seperti Jack O’Latern atau buah labu berukir
wajah yang menyeringai.
Menurut legenda
dari Irlandia, ada petani licik, jahat dan kikir yang suka mengecoh iblis,
serta sesamanya. Hingga ketika meninggal, Jack nama petani itu arwahnya gentayangan.
Bukan hanya surga yang menolaknya, neraka pun bahkan tidak menyediakan tempat
buat laki-laki ini. Melihat Jack yang kebingungan berjalan dalam kegelapan
karena tidak tahu kemana arah tujuannya, iblis memberikan sebatang lilin yang
ditempatkan dalam buah sejenis lobak, buat penunjuk jalannya.
Buah lobak ini
ternyata tidak banyak ditemukan di negara-negara selain Irlandia. Masyarakat
pun menggantinya dengan buah labu yang berwarna orange. Nggak heran, tradisi
halloween awalnya identik dengan warna hitam dan orange, meski kini mulai
beragam warna, seperti ungu, hijau dan merah.
Beberapa karakter setan dan iblis dari budaya barat, seperti penyihir,
kelelawar, burung bangkai, kucing hitam, zombie, mummy, tengkorak dan
laba-laba, kini juga diadopsi menjadi pernik-pernik yang meramaikan Halloween
Night. Selain dua tokoh film horor klasik, seperti Drakula dan Frakenstein yang
selalu ada…
KERASUKAN ROH
Halloween
sebenarnya juga berasal dari festival Samhain atau perayaan akhir musim panen
dalam kebudayaan orang Gael atau tahun baru Kelt. Mereka percaya, tanggal 31
Oktober, pembatas antara dunia manusia dengan roh atau arwah manusia, terbuka.
Kondisi ini membahayakan hidup manusia karena roh penasaran ini membawa
penyakit dan bisa merusak hasil panen. Makanya, ketika merayakan festival,
orang Gael biasa menyalakan api unggun, lantas membakar tulang hewan yang
mereka sembelih. Mereka juga mengenakan kostum dan topeng menyeramkan. Konon
tujuannya agar roh jahat yang ingin mengganggu, takut. Mereka juga ingin
mengusir kekuatan dari dunia “lain” dengan meletakkan pernik-pernik seram di
setiap sudut rumah.
Nggak jauh beda
dengan kepercayaan Bangsa Celtic yang menganggap tiap malam Halloween, roh
peri, tukang sihir, makhluk halus, bergentayangan. Mereka ingin memasuki tubuh
manusia. Mereka percaya, bila ingin selamat harus mematikan api yang menyala
dalam rumah, agar tubuh mereka dingin, sehingga roh jahat tidak mau masuk. Agar
roh menjauh, mereka juga berkeliling desa dengan kostum seram, lantas
membunyikan alat-alat musik seadanya, agar suara berisik itu menakut-nakuti roh
gentayangan. Tragisnya, bila ada manusia yang kerasukan, mereka akan
membakarnya hidup-hidup. Tujuannya memberi pelajaran bagi roh lain agar tidak
masuk dalam tubuh manusia.
Sebuah kota di
negara bagian Minnesota, Anoka mengklaim
dirinya sebagai ibukota Halloween. Mereka selalu merayakanya dengan menghias
seluruh kota dan pawai besar-besaran. Wisatawan juga banyak mengunjungi kota
Salem di Massachusetts setiap menjelang perayaan Halloween karena terkenal
dengan legenda sihirnya… Kini Halloween dianggap sebagai sekedar seru-seruan
atau perayaan yang menyenangkan. Beberapa pusat perbelanjaan, hotel dan kafe
pun mengemasnya dengan pernik-pernik yang tidak menyeramkan. (steph)
Tradisi tiap halloween, boleh percaya atau tidak….
·
Kucing Hitam: bagi siapa saja yang melihat kucing ini
datang ke rumahnya akan bernasib sial.
·
Lahir di malam Halloween: orang ini akan mempunyai
kemampuan melihat makhluk halus.
·
Burung gagak hitam dan kelelawar di atap atau dekat
rumah: tanda akan ada kabar kematian.
·
Burung hantu: tanda kita harus lebih berhati-hati,
bila tidak ingin celaka.
·
Lampion labu khas Halloween: buat keberuntungan,
sekaligus pengusir roh jahat yang ingin mengganggu.
·
Mengumpat, berkata kotor atau jahat: bisa kejadian dan
berbalik mengenai kita atau senjata makan tuan.
·
Lampu-lampu di beberapa ruangan, dinyalakan: kabarnya
makhluk halus supaya tidak betah berdiam diri di rumah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar