Sedih.
Aya, kura-kura cewek jenis Brazil yang gw rawat sudah 5 tahun lebih, mati pagi
ini. Kasihan, Kuya pasangannya sendiri sekarang. Awal beli di mall hanya
berdiameter 8 cm, kini sudah 25 cm. Kuya dan Aya, nggak hanya pernah jadi bahan
salah satu cerpen gw yang dimuat di sebuah majalah remaja, tapi juga temen,
sahabat, waktu gw sendiri di kost dulu.
Inget
banget, awal beli hanya karena iseng. Lucu. Tiga ekor yang dibeli, tapi mati
satu keesokan harinya. Syukur, Kuya dan Aya terbilang cukup bandel. Mereka tiap
lebaran juga ikutan “mudik” ke Jawa, naik mobil berjam-jam atau kereta api.
Kepanasan, but still…make my all day full of happines.
Inget
waktu kost, pas iseng malam-malam gw keluarin dari kotaknya. Mereka bebas main
ke semua penjuru kamar. Tiba-tiba paginya, gw temuin Aya ngumpet di balik
tumpukan kain. Lha, Kuya di mana? Stress. Berulangkali mengaduk-aduk isi kamar,
dia belum diketemukan juga. Tahunya, dia sudah ngumpet masuk dalam tas kerja
yang kebetulan setengah terbuka…Ya ampun, Kuya!
Ngelihat
wajah mereka, juga always make me smile. Soalnya entah kebetulan atau memang
begitu semua kura-kura ya…bibirnya mirip lagi senyum. Tiap gantiin air mereka,
beri makan atau membiarkan mereka berlama-lama di pelukan gw, gw suka ngajak
mereka ngomong. Gokil memang, but it’s okey… gw pikir, komunikasi bikin mereka
nyaman…Buktinya, awal mereka gw lepasin, suka kabur ngumpet, tapi kini malah gw
hanya berdecak, mereka langsung mendekat dan berputar-putar di kaki gw.
Seakan-akan mengajak main…Meski ya…kulit gw baret-baret, kena kuku mereka yang
makin panjang dan tajam.
Kini,
Kuya sendiri. Moga-moga dia nggak tiba-tiba “pergi” . Andaikan dia pergi pun,
jangan tersiksa caranya. My sista menyarankan, Kuya dilepaskan ke sungai/kali.
Biar dia lepas, bebas, nggak mati. Sebaliknya gw juga takut…selama ini dia
terbiasa dalam lingkungan “aman”. Makanan pun terjamin, jelas. Gimana andai dia
mati, tenggelam dalam timbunan lumpur atau…. Ah, tahulah….(ft:berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar