Happy
new year! Tayangan backpacker di TVOne siang ini, menggiriskan hati saya.
Yulika Satria Daya, host acara itu menunjukkan tempat pembantaian rakyat tidak
berdosa di kawasan Beirut, Lebanon. Mereka korban perang saudara. Rumah-rumah
yang dindingnya bolong-bolong, bekas bombardir senjata, masih dibiarkan begitu
saja.
Kawasan kumuh
lainnya, ada di kamp pengungsian rakyat Palestina. Mata pencaharian mereka
hanya berdagang, seperti sayur, buah-buahan, kebutuhan pokok. Mereka dilarang
bekerja di kantor swasta atau negeri oleh pemerintah Lebanon. Guratan lelah,
pasrah, kelihatan di wajah mereka. Saya sempat berpikir, apakah mereka memiliki
pilihan? Mengapa mereka memilih tinggal di Lebanon? Mengapa mereka menjadi
warga Palestina yang selalu berada di tengah konflik? Mereka tidak punya pilihan. They have no choise…
Pepatah
sering mengatakan, hidup adalah sebuah pilihan. Mau sukses, semua impian
tercapai, ya usaha…tekun, kerja keras. Ingin nyantai, tidak dikejar target dan
sedikit “berkeringat”, ya…silahkan. Asal jangan berharap, kita memperoleh apa
yang diimpikan. Istilah Jawa-nya, monggo
kerso…Terserah. Wong kita juga yang ngerasain hasil akhirnya. But, andaikan…kita tidak diberi pilihan,
bagaimana?
Saya
yakin, andai boleh memilih, pengungsi Palestina yang tinggal di Lebanon itu ingin
menjadi warga di sebuah negara yang merdeka, aman, nyaman, tidak ada suara
desingan peluru setiap waktu…Mereka bisa berkumpul dengan orang-orang yang
mereka cintai, bekerja sesuai bakat dan kemampuan mereka, …Lantas, bagaimana
dong ketika pilihan untuk kita tertutup?
Bersyukur.
Keep survive, be though…Terima saja,
apa pun yang sudah kita miliki. Enjoy
saja…Lakuin, apa yang masih bisa kita lakuin. Negeri kita belum sebersih dan
disiplin Singapore, ya…nikmati. Lakuin yang bisa kita lakuin, …for example: tertib lalu lintas, nggak
slebor buang sampah atau ngerokok di sembarang tempat. Listrik dan air di
negeri ini masih suka ngadat, ya…kita rajin kontrol pemakaian lampu di rumah,
hemat air. Hal sekecil apa pun, kita bisa awali dari rumah kita sendiri. Bukan
malah sebaliknya, mengumpat setiap hari, but
kita nggak ngelakuin apa-apa…
Enjoy
dan syukuri dengan apa pun yang kita miliki. Lebih enteng, rasanya. Ketimbang
setiap hari protes, mengumpat, mencari kambing hitam, etc. Rumah kita ada di
pinggiran kota, kecil, sampai-sampai tidak memiliki teras untuk bersantai…ya
nikmati. Bersyukur, kita memiliki rumah. Bersyukur, kita tinggal bersama
orang-orang yang kita sayangi. Bersyukur, meski kecil tapi tidak was-was karena
ancaman banjir misalnya…Jaga yang sudah kita miliki, bukan malah mencari-cari
lagi dan menyalahkan situasi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar