Damn!
I’m too excited untuk ngerjain satu tulisan ini, namun kembali “dipatahkan” mood gw dengan satu pertanyaan, “Pegang desk apa?
Di mana?” Nggak gampang, gw musti melepaskan id card yang selama ini dipakai.
As a journalist. Wartawan. Bheeeuhh! Mungkin, ada sebagian orang tidak bangga
dengan status “wartawan” nya atau sebaliknya, ada orang yang memandang profesi
ini nggak penting…but sumpah! It’s my owner be a journalist. Gw bangga memiliki
profesi ini… Impian gw waktu SMP, bisa nemuin nara sumber dan tulisan gw dibaca
banyak orang.
Nyesek
juga, waktu masih berstatus freelance. Hunting nara sumber, kadang dicuekin, dicurigain
sebagai fans gelap, dianggap mau cari tontonan musik gratis. Ya ellahhh… Boro-boro
nikmati show mereka. Acara tengah berlangsung aja, gw musti mlipir ke
backstage, cari orang-orang yang bisa gw angkat dalam tulisan gw.
Hampir 10 tahun, gw
menulis tanpa embel-embel wartawan atau karyawan di media cetak mana pun.
Interview, laporan pandangan mata, semuanya… Toh, hasilnya juga ada. Beberapa
media cetak sekaligus, malah. Finally, selembar kertas yang menyatakan gw
beneran report untuk satu media remaja gw pegang. ID as a journalist gw miliki…but
tetap sama kok, intinya gw menulis…
Gw nggak
heran, masih ada orang mengaku-aku wartawan atau sebaliknya…wartawan
menyalahgunakan profesinya. Yup. Soalnya seorang jurnalis bisa nemuin nara
sumber dari berbagai latar belakang, dapat update data duluan, tahu behind
storynya dan bisa “mengangkat” atau bahkan “menjatuhkan” nara sumber lewat
tulisannya.
Gw
juga nggak muna, ngerasain “fasilitas” dengan mengantongi ID itu, meski gw
tidak minta. Nara sumber pun tidak sedikit yang bersikap lebih “manis” , bahkan
tak jarang mereka rela “menghampiri” kita bukan kita yang musti “berkeringat”
mengejar mereka. But the point is…gw menulis berdasar fakta, menulis dengan
hati, karena gw suka pekerjaan ini…
So,
ketika gw tidak berstatus sebagai karyawan sebuah media mana pun “lagi”, nggak
ada salahnya kan? Toh gw tetap bertanggungjawab dengan orang-orang yang gw
mintain keterangan…Gw tetap menulis dengan data valid, bukan ngerumpiin atau
ngejatuhin seseorang. Status boleh beda.
ID boleh tidak gw kantongi lagi. But gw tetap ngerasa, gw tetap seorang “jurnalis”
dan penulis yang selalu menulis apa yang gw lihat, dengar dan rasakan... (salam
buat mereka yang selalu menilai seseorang dari status)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar