Beruntung banget, sekarang apa pun bisa kita lakukan dengan sekali klik. Pengen cari teman-teman yang udah belasan tahun nggak ketemu, tinggal search aja di FB. Butuh info belanja, resep masakan, tips, link kerjaan, tinggal say hi dengan teman-teman di jejaring sosial. Dan nggak kalah cetarnya, bisa mention langsung ke orangnya.
Dulu boro-boro bisa kasih komen ke idola atau tokoh penting, paling bisanya hanya tulis surat. Dan itu pun belum tentu dibalas atau dibaca. Kemungkinannya kecil banget. Sekarang? Hehehehe… ngomong ke orang yang belum mengenal kita aja, udah akrab banget gayanya. “Kok Jani sama Jono, ganti dong!” atau “Bun, masukin Jini dan Jaka!” Yang manis juga ada sih, “Miley, jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan,” atau “Stanley tadi mainnya keren banget, deh.”
Boleh aja, sih. Nggak ada yang
ngelarang. But kalo boleh nih, nggak ada salahnya bertanya atau komentar pada
orang yang tepat dengan komentar yang tepat dan waktu yang tepat pula.
Orang yang tepat? Bayangin aja, kalo kita mau ngomongin film
Superman, tapi nanyanya sama penulisnya film Batman. Nyambung? Atau mau
ngomongin ganti pemain, sama penulis cerita atau sama sutradara. Mereka memang
bisa mengusulkan, tapi bukannya lebih berkompeten produsernya? Pemilik
Production House-nya? Misalnya ngomongin masalah pemekaran waduk Pluit Jakarta, tapi ngomongnya sama Walikota Surabaya.
Komentar atau pertanyaan yang
tepat? Ya, seperti saya bilang tadi. Nggak lucu kan, ngomongin
Superman, sama orang yang menggarap Batman. So, sebelum bertanya, check dulu,
bener nggak sih mereka yang
berkompeten? Mereka yang pas buat
ngejawab semua curcol kita? Kalo nggak, sama sama buang energy dan nggak asik
juga buat yang ditanya.
Belum lagi soal bahasa. Tanda
baca, kelihatan sepele. Tapi tau nggak sih, tanda seru itu kesannya marah?
Kesannya membentak? Tau nggak sih, orang yang kita mention itu tokoh yang sudah
tidak muda lagi? Apakah sama saja
mention teman sekelas dengan mention seorang programming acara, creative
director, politikus atau siapa lah itu yang pastinya belum kita kenal
bener?
Dikacangin? Karena permintaan
kita nggak ditanggapi? Bukan dikacangin.
Bisa jadi, karena mereka menerima ribuan mention dalam setiap jam-nya.
Atau, permintaannya ngada-ngada. Misalnya aja, “pliz, masukin Superman di film
Batman, dong!” Lah, emang masukin pemain tambahan kayak bikin ceplok telor?
Hihihi… hari ini minta, minggu depan
jadi? Lantas, tokoh Superman yang sekaliber Batman, misalnya. Sama-sama biasa
jadi peran utama, apa semudah itu dijadiin dalam satu frame? Siapa yang mau
ngalah, jadi peran pembantu? Gimana
dengan tambahan budjet, perubahan cerita, dll. Ngefeknya ke banyak hal, tapi nggak
pernah terpikir sebelumnya ya?
Waktu yang tepat? Emang sih,
namanya sosmed itu buka 24 jam. Tapi manusianya masa ngeladenin kita 24 jam
juga? Bayangkan kita lagi setengah terlelap setelah seharian bekerja, tiba-tiba
HP bunyi. Mention masuk. Entah twitter, line, whatsapp, weChat, Kakaotalk,
whatever, huaaaaa…. Pernah tuh, saya
buka line jam 24.00 lewat. Oh my gosh! Atau pukul enam pagi, sementara ada yang
kerjanya sampai dini hari. Baru sempet tidur setengah jam, udah terkaget-kaget
dengar mention masuk. Pasti mikirnya ada revisi, ada masalah di kerjaan, taunya…
“kapan bikin Jeritan Setan season 2?” atau “Kapan nyatuin Gundala Putra Petir
dengan Wonderwoman lagi?” Gubrakkk… #pingsan.
So, be wise dengan sosial media.
Nggak boleh marah, kalo nggak semua orang yang kita mention, membalas. Jangan
negative thinking, si A sombong, si B belagu, etc. Bisa saja, mereka
bener-bener sibuk, mention nggak kebaca/tenggelam dengan mention lain, atau “capek”
dengan komen yang sama berulangkali. Coba introspeksi diri dulu, apakah dalam
bermain-main dengan sosial media, kita udah mention orang yang tepat dengan
komentar yang tepat di waktu yang tepat pula.
Nggak usah langsung terbakar, baca statemen
seseorang. Belum tentu dia nguasain banget, masalahnya. Dan kita juga nggak
usah ikutan “panik”, ikutan ribut, retweet sana sini, marah-marah… Be wise, be
patient. Seperti kutipan yang saya ambil dari Winston Churchill: Attitude is a little thing that makes a big
difference. Gampang kan, ngelakuinnya?
Toosss!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar