ASUS AMD Laptop
For Everyone
Secangkir kopi hitam dan laptop
yang menyala dengan kecepatan prima buat saya pasangan yang sempurna. Rutinitas
saya setiap pagi, saat orang-orang masih terjebak macet di jalan saya sudah
duduk manis di depan laptop. Ada deadline apa pagi ini, ya? Ketika saya resign
dari sebuah majalah remaja, orang-orang di sekitar saya ada yang menduga saya
akan berhenti menulis. Gimana enggak, hampir semua penerbit besar gulung tikar.
Nggak mampu mengatasi biaya cetak dan kertas yang makin membumbung tinggi,
sementara kids jaman now perhatiannya
sudah beralih ke audio visual. Bawaan
mereka bukan koran, majalah atau buku, tapi laptop, ipad, dan gadjet. But thank GOD, Tuhan masih mengijinkan saya
menulis meski kali ini, bukan menulis artikel untuk media cetak, tapi skenario
sinetron / ftv untuk tayangan televisi.
Buat saya, menulis memang sudah menjadi bagian dari detak jantung saya. Bahagianya tidak bisa diukur dengan angka atau kata-kata. Puas bila ide cerita saya bisa diterima, dialog-dialognya bisa membuat orang baper dan gemes, meski orang tidak mengenal saya. Kan yang ngetop artisnya hehehe… Padahal kalau ingat prosesnya, widihhh! Kecepatan jari nyaris melebihi kecepatan cahaya hahahaha…
Buat saya, menulis memang sudah menjadi bagian dari detak jantung saya. Bahagianya tidak bisa diukur dengan angka atau kata-kata. Puas bila ide cerita saya bisa diterima, dialog-dialognya bisa membuat orang baper dan gemes, meski orang tidak mengenal saya. Kan yang ngetop artisnya hehehe… Padahal kalau ingat prosesnya, widihhh! Kecepatan jari nyaris melebihi kecepatan cahaya hahahaha…
Yess! Kalau di media cetak, deadline hitungannya
hari, buat skenario hitungannya
jam! Apalagi buat menulis skenario
stripping atau serial. Waduh! Bisa jadi lho, skenario yang kita kirim subuh
digunakan buat shooting pagi itu juga. Bayangin andai kita punya laptop yang tidak
prima. Ibarat perang, belum apa-apa kita sudah tewas duluan.
Bukan lebai, lho. Tapi kenyataan kalau saya menyamakan laptop saya itu ibarat pacar. Soulmate. Sahabat sejati yang tiap saat, tiap detik, harus siaga bersama
saya karena kadang dini hari pun masih harus “bekerja”. Andai laptop saya bisa bicara, pasti dia akan
teriak di sosmed karena nyaris tidak pernah mengenal istilah libur. Ketika deadline datang, bisa seharian saya di
depan laptop. Makanya, saya butuh laptop yang tahan “banting” alias tidak ngambekan
meski saya pakai berjam-jam tidak gampang panas. Baterenya tahan lama. Ringan
dan tipis, sehingga mudah dibawa kemana pun saya berada. Karena buat penulis, menulis bisa di mana
saja. Darat, laut dan udara.
Layarnya yang jernih dengan
dukungan audio jernih dan nyaman di telinga, karena saya juga sering nonton film dan vidklip musik, buat cari-cari
ide dan mengevaluasi hasil pekerjaan saya.
Untung saat ini Asus bisa memenuhi apa yang saya butuhkan.
Kalau boleh jujur sih, laptop Asus buat di
rumah kami julukannya Laptop for everyone. Bukan hanya saya saja yang merasakan
kelebihannya, tapi juga keponakan saya Nicole yang lagi senang-senangnya
belajar animasi, dengan nonton segala macam tayangan berbau anime. Layar jernih dan kecepatan maksimal. Asli, anti lemot deh! Nicole yang baru kelas
6 SD juga tidak segan sharing dengan
Noelle yang baru mau lulus kindergarten. Noelle senang banget lihat film kartun di
youtube, main games dan buka tutorial buat kerajinan tangan. Huft! Keren
ya kids jaman now. Dulu mana ada anak TK udah bisa pegang laptop hahahaha.. makanya buat anak-anak kita harus selektif.
Kualitas layar dan suara jangan sampai merusak mata atau mengganggu pendengaran
mereka.
Untungnya, emak-emak jaman
sekarang juga tidak perlu menjerit karena harga laptop yang tinggi. Ada kok
pilihannya yang murah meriah tapi kemampuannya spektakuler. Satu laptop bisa
memenuhi kebutuhan seisi rumah. Dari si bungsu yang baru bisa main games,
dengerin musik dan lihat video klip, sampai buat bisnis sang ayah yang mobile
kemana-mana sehingga butuh laptop hemat daya, ringan, tipis, speed kenceng dan
RAM gede. Tinggal sesuaikan aja dengan isi kantong. Mau pilih jenis apa, laptop
Asus series X ini ada beragam. Kalau
saya sih pengen up grade jadi Asus 550IK karena menawarkan refresh hardware
dibanding serienya yang terdahulu yang keren abis. Tampilannya juga lebih
compact, cocok buat saya yang mobile. So,
boleh dong kalau saya juga selektif memilih perangkat yang saya pakai?
Karena my laptop, my soulmate. Laptop saya lebih dari sekedar pacar yang harus
bisa sejalan dan seiring di mana pun saya berada.
ASUS
X series pilihannya beragam dengan harga terjangkau. Seperti:
- ASUS X550IK (Notebook gaming AMD FX-9830P dengan Radeon RX560)
- ASUS X555QG (Notebook multimedia AMD dengan grafis dan audio dahsyat)
- ASUS X555QA (Notebook sehari-hari yang tepat untuk bekerja dan hiburan)
- ASUS X555BP (Notebook mainstream mumpuni dengan harga terjangkau)
Series ini didukung dengan AMD Prosesor dengan model
stylish, selain kualitas audionya terbaik, series ini bisa dinyalakan kembali
hanya dalam dua detik. Sehingga siap kapan saja dan di mana saja dibutuhkan
karena
didukung juga oleh USB 3.0 yang memiliki kecepatan tinggi dalam mengirim data.
Artikel ini diikutsertakan dalam Blog Competition ASUS AMD - Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh bocahrenyah.com (http://www.bocahrenyah.com/2018/01/blog-competition-asus-amd-laptop-for-everyone.html )